Selasa, 19 Oktober 2010

ANDA DITOLAK?

Penolakan, baik dalam bentuk kata-kata maupun tindakan adalah pengalaman yang selalu dihindari setiap manusia. Memang, penolakan adalah sebuah pengalaman yang membuat kita merasa tidak nyaman, kecewa bahkan membuat kita kadang merasa tidak punya arti apa-apa. Apa lagi penolakan itu justru berasal dari orang-orang yang sangat kita cintai atau orang-orang terdekat. Orang-orang yang kita cintai atau orang-orang terdekat yang dalam harapan kita menjadi teman dikala kita susah, menjadi penopang dikala kita jatuh, kadang terasa menjauh. Dalam situasi ini kepahitan pasti akan melanda perasaan kita.

Sabar! Kita bukanlah orang pertama yang mengalami penolakan. Alkitab mencatat seorang tokoh yang mengalami penolakan yang sangat ekstrim. Tokoh yang dimaksud adalah Yusuf, anak bungsu Sang Founding father nya Israel. Ia ditolak, bahkan dibenci oleh saudara-saudaranya. penolakann dan kebencian itu bermuara pada sikap ekstrim saudara-saudaranya yang menjualnya sebagai budak ke negeri yang tidak mengenal Allah. Penolakan dan kebencian yang diterima oleh Yusuf membuat ia terlempar jauh dari keluarganya dan terpaksa bertaruh nasib dengan beratnya realitas hidup ditempatnya.

Penolakan yang terjadi pada kita sering kali membuat kita hancur dan kehilangan arah iman. Membuat kita seolah tak punya arti dalam kehidupan ini, yang pada akhirnya bermuara pada tumbuhnya akar pahit (kekecewaan, kebencian & dendam) dalam diri. semuanya itu tumbuh akibat sikap kita yang menyimpan kebencian dan dendam pada orang-orang yang menolak kita. Namun tidak demikian dengan Yusuf. Walau penolakan yang diterimanya sangat luar biasa besarnya, namun dia tidak membiarkan sedikitpun akar kebencian dan dendam tumbuh subur dalam hatinya.

Sikap Yusuf yang tidak membiarkan kebencian dan penolakan tumbuh subur dalam dirinya terlihat dikala musim kelaparan melanda bumi, termasuk Israel kala itu. Saudara-saudara Yusuf yang menolaknya, datang menemui Yusuf dengan satu misi "mendapatkan makanan bagi keluarga mereka". Kala itu, Yusuf yang telah menjadi "orang nomor dua" di kerajaan Mesir, memperlihatkan belas kasihan yang luar biasa. Saudara-saudara yang menolaknya justru dilayani dengan sangat baik. Tidak hanya dicukupinya dengan makanan, tapi semua mereka diajak untuk pindah ke Mesir agar terhindar dari bahaya kelaparan. Jelas melalui pengalaman Yusuf, terjadi sikap teologis menanggapi penolakan. Tidak membiarkan kebencian dan dendam mengakar dalam hati, tetap menjalin kebersamaan dengan Tuhan, dan menerima keadaan tertolak dan sipenolak dalam kasih yang besar...

"Tidak membiarkan kebencian dan dendam mengakar dalam hati, tetap menjalin kebersamaan dengan Tuhan, dan menerima keadaan tertolak dan sipenolak dalam kasih yang besar..." Inilah yang menjadi resep mujarap yang dipraktekkan Yusuf dalam menghadapi penolakan. Tentu itu bukanlah hal yang mudah untuk kita, tapi bukan pula suatu hal yang tidak mungkin. Kristus telah mengampuni kita dari segala penolakan yang kita perlakukan kepada-Ny, trus, apa alasan kita tidak mau mengampuni???? Jangan membiarkan kebencian dan dendam tumbuh subur karena itu akan membuat kita rugi dan tetap sakit... Ampunilah, karena Yesus telah mengampuni kita...

Mengampuni, mengampuni lebih sungguh...
Mengampuni, mengampuni lebih sungguh...
Tuhan lebih dulu mengampuni kepadamu..
Mengampuni, mengampuni lebih sungguh...


Inspirated By: Gen. 42-47
ITB (Idop i Toruh Buluh), Sirp. Sigodang, 29 Juli 2010

AKU TAHU YA TUHAN.....

Suatu sore, seorang petugas mercu suar menaiki anak tangga dengan sebuah lilin di tangan kanannya. ia menapaki anak tangga satu demi satu. sementara menapaki tangga, si lilin kecil bertanya kepadanya, "mau kemana kita Pak?". "Kita akan naik ke punca menara mercu suar ini dan akan memberi petunjuk kepada kapal-kapal yang sedang berlayar di lautan lepas" jawab petugas itu ketus. si lilin kecil terkejut, "memberi petunjuk bagi kapal-kapal? Mana mungkin, ah bapak sudah gila ya?" balas si lilin kecil. "Itu bukan urusanmu! Hal yang harus engkau lakukan adalah berusaha tetap menyala sampai kita sampai ke puncak menara, selanjutnya aku yang urus" jawab si petugas mercu suar itu. Ketika sampai di puncak menara, ternyata sudah terdapat sebuah lampu besar dengan sebuah kaca pemantul dibelakangnya. Kemudian si petugas menyalakan lampu besar tadi dan dalam waktu sekejab puncak menara itu pun menjadi terang benderang, sehingga kapal-kapal itu dapat melihat terangnya dan dengan demikian semua kapal mendapat petunjuk dalam pelayarannya...

Itulah si lilin kecil. Dengan daya pikir, kemampuan dan segala keberadaannya ia mencerna setiap proses yang dia jalani. Dengan daya nalarnya dia berusaha membaca alur pikir sang petugas mercu suar. Dengan kemampuan akalinya ia menyimpulkan apa yang akan terjadi dalam langkahnya di kemudian hari. Dengan segala keberadaan yang ada padanya dia sampai kepada satu kesimpulan hidup "tak mungkin".

27 Tahun silam, lilin kecil itu hadir ke dunia. Dia memang memiliki sinar, dia memang memiliki daya untuk memperlihatkan sinar itu. Tapi sinar dan daya itu adalah sinar dan daya yang terbatas. Yang sewaktu-waktu dapat saja habis dan sirna. Tapi, dalam segala keterbatasan itu, dengan keangkuhannya dia mencoba menembus jalan Pikiran Sang Petugas Mercu suar. Dalam segala keterbatasannya itu, kesombongannya sering kali menanjak dan mencoba menjangkau menyingkap rencana Sang Petugas Mercu suar terhadap dirinya. Dan ketika keangkuhan dan kesombongan itu ambruk, dengan lantangnya ia katakan "Tidak Mungkin"

Ya, si lilin kecil yang sering sekali lupa, bahwa hidupnya berada dalam genggaman Sang Petugas Mercu suar. Ia lupa bahwa dirinya sepenuhnya berada dalam kekuasaan Sang Petugas Mercu suar. Sesekali, ketika ia terlalu banya komentar, Sang Petugas Mercu suar bisa saja melemparkannya ke tengah lautan dan mati tanpa jejak. Ia sering sekali lupa, bahwa Sang Petugas Mercu suar bisa saja memakainya menjadi penerang jalan menuju penggenapan sinar yang benderang. Ya, itulah si lilin kecil yang berusaha melihat dan menilai maksud dan rencana Sang Petugas Mercu Suar dengan kemapuan dirinya, dan ia lupa atas kuasa Sang Petugas..

TUHAN... Aku sadar

Akulah si lilin kecil yang angkuh dan sombong itu. Dalam segala keterbatasanku, aku sering kali mencoba menjangkau masa depan tanpa terlebih dahulu menerima tuntunanMu. Dengan segala kesombonganku, aku sering menjadi penata kehidupan tanpa melibatkan jamahan tanganMu. Dan ketika aku jatuh, terkulai, lemah dan tak berdaya, ku katakan "tak mungkin" itu semua bisa terjadi. Aku sering sekali lupa bahwa Engkaulah Sang Pemilik, penata sekaligus penguasa kehidupan ini.

Ya Bapa, 27 tahun telah Kau berkati perjalanan hidupku. Si lilin kecil yang angkuh, sombong dan mengandalkan kemampuan diri. Aku mau seiring bertambahnya usia yang Kau berikan, bertambah pula kemauanku untuk semakin mengkerdilkan kesombongan dan keangkuhan itu dalam diri ini, semakin membiarkan karya dan kuasaMu berperan dan merajai. Ya Tuhan.. Biarlah melalui berkat yang Kau berikan saat ini, aku semakin sadar akan hadir dan kuasaMu dalam setiap langkah hidupku. Biarlah dengan semua itu ya Tuhan aku semakin mampu memaknai misteri hidup dan memecahkannya bersamaMu..

Terima kasih ya TUHAN buat berkat yang luar bisa ini. Terima kasih buat kesempatan yang Kau berikan bagiku untuk memberikan secercah sinar bagi jemaatMu melalui pelayanan yang Kau berikan bagiku. Murnikan dan putihkan setiap sisi diri ini dalam menjalankan amanah ini. Dan aku yakin, KaryaMu yang akan menguatkan, memampukan dan memberi pertumbuhan dan buah yang manis...

"Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya" (Yer. 10:23)

AKU PUNYA DIA...

Dalam diam kubermenung

Mencoba kembali pada setiap jejak langkah yang pernah ditapi oleh kaki ini

Ya, walau aku sendiri sadar bahwa tak semua jejak itu masih menyisakan bekas.

Tetap saja sedaya mampu pikiranku, terus ku coba bermenung



27 tahun silam.. Ya, data berbicara bahwa pada saat itulah

Allahku menghadirkan ragaku sebagai salah satu pengisi bumi.

Entah apa maksudNya.. aku juga tak tau

Yang pasti, saat itu aku ada



Waktu berjalan tanpa ada yang bisa menghentikan

Raga kecil pun beranjak tumbuh

Anak-anak, remaja, dan dewasa

Kecil, beranjak besar dan terus bertumbuh



Banyak kisah yang berlalu mengisi setiap waktu

kadang berakhir pilu, tapi tak jarang pula berujung dengan senyum yang syahdu

Banyak jalan yang mengisi ayunan langkah

Kadang gontai, kadang gagah berderap

Banyak alunan harmoni kehidupan mengisi ruang pendengaran

Kadang mendayu dan membuat hati tersipu, tapi tak jarang berguncang bak genderang perang yang memekakkan.

Ribuan sentuhan melekat disisi indra peraba

Kadang membuat lelap, kadang pula membawa pada keniscayaan, tak berasa

Ribuan goresan kisah kehidupan menghampiri pandangan

Kadang membuat ceria, tapi sering juga berujung duka dan fatamorgana

Hidup penuh warna dan nuansa..



Hidup dan kehidupan akan melaju, tanpa ada yang mampu menghalangi

Penuh warna dan nuansa

Aku pun takluk dan tak punya daya

Tapi aku tau, aku punya Dia

Yang mampu memberi warna dan nuansa

Sehingga hidup dan kehidupan jauh lebih bermakna



Ya, Dia sang pemberi dan penguasa kehidupan

Ku tak perduli apa rasa angin kehidupan yang akan menerpaku

Aku tak perduli apa warna kehidupan yang menghampiriku

Aku tak perduli apa akhir dari setiap langkah kakiku

Karena aku tau...

Aku punya Dia yang akan selalu membentengiku

Aku punya Dia yang selalu menghiasi hidupku

Aku punya Dia yang selalu melindungi dan menuntun setiap langkahku

Sehingga hidupku bernuansa, berharmoni dan penuh melodi yang menghangatkan hati





Terima kasih ya TUHAN

Buat karyaMu 27 tahun yang silam

UNTUKMU YANG TERLUKA, MENDERITA DAN BERPELUH..

Mutiara... Ya, semua kita pasti mengenal atau paling tidak tau benda ini. Salah stu batu mulia yang sangat indah, yang karena keindahannya ia sangat berharga dan bahkan hanya menjadi milik orang-orang tertentu saja. Mutiara didapatkan dari kerang mutiara yang sebelumnya tercipta dalam proses yang cukup panjang. Walau saat ini sudah banyak budi daya yang dilakukan untuk mempersingkat proses itu dengan tidak menghilangkan kualitasnya.



Tapi taukah anda, dalam budi daya kerang mutiara dewasa ini, untuk mendapatkan mutiara yang indah dengan waktu yang relatif singkat, biasanya petani kerang mutiara memasukkan butiran-butiran pasir ke dalam tubuh kerang-kerang mutiara. Butiran-butiran pasir itu akan membuat kerang mutiara merasa kesakitan, sehingga ia mengeluarkan cairan yang pada akhirnya menyelubungi pasir-pasir itu. Beberapa waktu kemudian, muncullah butiran-butiran mutiara yang indah dan mahal seperti yang kita kenal. Tubuh kerang mutiara yang kesakitan, terluka, mengeluarkan cairan yang mampu menjadikan butiran-butiran pasir yang tak berharga menjadi luar biasa harganya.



Sering kali dalam kehidupan ini kita diperhadapkan dengan butiran-butiran persoalan yang menyulitkan bahkan menyakitkan. Kadangkala karena butiran-butiran pergumulan itu, kita terpaksa harus mengeluarkan tetes-tetes peluh dan air mata. Bahkan tidak jarang lebih dari itu, karena butiran-butiran pergumulan itu kita merasa hancur dan tak berarti. Sebagai orang percaya, lantas apa yang harus kita lakukan???



Lewat pengalamannya di pulau Patmos, Rasul Yohannes mengungkapkan "Barang siaoa yang Kukasihi, ia Kutegor dan kuhajar; Sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah (Why. 3:19). Dalam suratnya ini, Yohannes mengungkapkan bahwa ada kalanya Allah menegor dan menghajar orang yang dikasihinya. Tentu teguran dan hajaran ini bukan dalam rangka proses pematian, tapi dijelaskan selanjutnya bahwa tegoran dan hajaran itu diharapkan bermuara pada mempersembahkan hati dan pertobatan. Artinya, Ia menegor dan menghajar supaya orang yang dikasihiNya berbalik dan semakin dekat denganNya. Menjadi pribadi yang berharga seperti mutiara. Dalam hal ini Yohannes menggambarkan Allah bak seorang petani kerang mutiara. Ia menaruh pasir-pasir pergumulan, kesusahan bahkan penderitaan supaya kita berbalik dan semakin dekat denganNya. Adakalanya, ia harus membuat kita meneteskan air mata untuk memunculkan pribadi yang berharga mahal.



Fanny Jane Crosby (1820-1915) seorang penulis lagu yang buta sejak usianya 6 Minggu juga menuliskan pengakuannya akan kebaikan Tuhan dalam hidup yang kadang dihiasi tangis dan peluh yang saat ini dapat kita lihat dalam KJ. No. 408. Diakuinya bahwa "suka dan duka dalam hidup ini dipakai Tuhan untuk kebaikan manusia". Allah bak seorang petani Mutiara yang meneruh pasir-pasir pergumulan dan kesusahan yang menyakitkan agar kita mengeluarkan mutiara.



Pembaca yang mulia, mungkin saat ini Anda berada dalam masa-masa sulit dalam hidup Anda. Mungkin juga saat ini Anda merasa sebagai pribadi yang paling terluka, entah itu karena ditinggalkan orang yang Anda kasihi, dihianati kekasih, kehilangan pekerjaan, atau apapun itu. Firman Tuhan menggugah kita untuk melihat kenyataan itu dalam dimensi yang baru. Luka itu bukanlah akhir dari segalanya. Kesusahan itu bukalah titik akhir dari kehidupan Anda. Kenyataan itu bukan berarti kematian bagi masa depan Anda. Mari melihat kesemuanya itu dengan kaca mata baru. Seperti Rasul Yohanes dan Fanny Jane Crosby yang melihat situasi yang berat dalam hidupnya sebagai cara Allah menjadikan dirinya Mutiara, demikianlah hendaknya kita melihat setiap persoalan berat dan kesusahan dalam hidup ini. Itu merupakan kebaikan dan Kasih Tuhan dengan maksud untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Dibalik air mata yang muncul lewat kesusahan yang Anda alami akan muncul mutiara-mutiara yang indah. Kasih Tuhan memungkinkan setiap kesakitan yang kita alami berubah menjadi sukacita dan tawa ria. Oleh karena itu, relakanlah hatimu dan bertobatlah! inilah yang menjadi kunci! dengan itu, Air mata akan menjadi mutiara...

CINTA, BAHAGIA, SUKA CITA, NUANSA DAN MAKNA

Dalam diam ku bemenung mencoba menggapai masa

Jauh dalam selubung waktu

Walau ku sadar itu bukanlah sebuah keniscayaan

Tapi tetap kucoba 'tuk terus bermenung



Aku tau masa yang ingin 'ku gapai itu masih sebuah misteri

Aku tau tiada keniscayaan di dalamnya

Aku tau masa itu juga walau dengan segala asa tuk mencapai

Ya.. Itu akan tetap menjadi misteri dan ke-nir-niscayaan



Ku lanjutkan permenunganku menuju masa itu...

Sebuah masa dimana seribu harap menaunginya

Sejuta ingin menyelimutinya

Segudang kerinduan menghiasinya

Secercah pinta senantiasa menghiasinya



Malam ini, sang buah cinta meminta kepada Sang Khalik, Sang pemilik keniscayaan

Biarlah pada masa yang dinaungi seribu harap itu,

Sang buah cinta mampu memberi cinta

Biarlah pada masa yang diselimuti ingin itu,

Sang buah cinta mampu memenuhi sejuta asa pemeluh dahaga bahagia

Biarlah pada masa yang dihiasi segudang kerinduan itu,

Sang buah cinta mampu menjadi media suka cita

Biarlah pada masa yang senantiasa dihiasi secercah pinta,

Sang buah cinta mampu hadir mengiasi sebuah nuansa dan makna...

Cinta, bahagia, suka cita, nuansa dan makna

Untuk menjadikan aku, dia, kami, dan mereka hidup dalam hidup yang lebih hidup..



Dalam yakin yang adalah keniscayaan,

Cinta, bahagia, suka cita, nuansa dan makna 'ku serahkan pada-Nya

Sang pencipta dan pemilik segalanya.

Dalam yakin yang adalah keniscayaan,

Ku mohon kuasa dan daya..

Semuanya 'ku sampaikan terbungkus harap dalam doa dan syukur yang terucap

CINTA, BAHAGIA, SUKA CITA, NUANSA DAN MAKNA


Dalam diam ku bemenung mencoba menggapai masa

Jauh dalam selubung waktu

Walau ku sadar itu bukanlah sebuah keniscayaan

Tapi tetap kucoba 'tuk terus bermenung



Aku tau masa yang ingin 'ku gapai itu masih sebuah misteri

Aku tau tiada keniscayaan di dalamnya

Aku tau masa itu juga walau dengan segala asa tuk mencapai

Ya.. Itu akan tetap menjadi misteri dan ke-nir-niscayaan



Ku lanjutkan permenunganku menuju masa itu...

Sebuah masa dimana seribu harap menaunginya

Sejuta ingin menyelimutinya

Segudang kerinduan menghiasinya

Secercah pinta senantiasa menghiasinya



Malam ini, sang buah cinta meminta kepada Sang Khalik, Sang pemilik keniscayaan

Biarlah pada masa yang dinaungi seribu harap itu,

Sang buah cinta mampu memberi cinta

Biarlah pada masa yang diselimuti ingin itu,

Sang buah cinta mampu memenuhi sejuta asa pemeluh dahaga bahagia

Biarlah pada masa yang dihiasi segudang kerinduan itu,

Sang buah cinta mampu menjadi media suka cita

Biarlah pada masa yang senantiasa dihiasi secercah pinta,

Sang buah cinta mampu hadir mengiasi sebuah nuansa dan makna...

Cinta, bahagia, suka cita, nuansa dan makna

Untuk menjadikan aku, dia, kami, dan mereka hidup dalam hidup yang lebih hidup..



Dalam yakin yang adalah keniscayaan,

Cinta, bahagia, suka cita, nuansa dan makna 'ku serahkan pada-Nya

Sang pencipta dan pemilik segalanya.

Dalam yakin yang adalah keniscayaan,

Ku mohon kuasa dan daya..

Semuanya 'ku sampaikan terbungkus harap dalam doa dan syukur yang terucap