Suatu sore, seorang petugas mercu suar menaiki anak tangga dengan sebuah lilin di tangan kanannya. ia menapaki anak tangga satu demi satu. sementara menapaki tangga, si lilin kecil bertanya kepadanya, "mau kemana kita Pak?". "Kita akan naik ke punca menara mercu suar ini dan akan memberi petunjuk kepada kapal-kapal yang sedang berlayar di lautan lepas" jawab petugas itu ketus. si lilin kecil terkejut, "memberi petunjuk bagi kapal-kapal? Mana mungkin, ah bapak sudah gila ya?" balas si lilin kecil. "Itu bukan urusanmu! Hal yang harus engkau lakukan adalah berusaha tetap menyala sampai kita sampai ke puncak menara, selanjutnya aku yang urus" jawab si petugas mercu suar itu. Ketika sampai di puncak menara, ternyata sudah terdapat sebuah lampu besar dengan sebuah kaca pemantul dibelakangnya. Kemudian si petugas menyalakan lampu besar tadi dan dalam waktu sekejab puncak menara itu pun menjadi terang benderang, sehingga kapal-kapal itu dapat melihat terangnya dan dengan demikian semua kapal mendapat petunjuk dalam pelayarannya...
Itulah si lilin kecil. Dengan daya pikir, kemampuan dan segala keberadaannya ia mencerna setiap proses yang dia jalani. Dengan daya nalarnya dia berusaha membaca alur pikir sang petugas mercu suar. Dengan kemampuan akalinya ia menyimpulkan apa yang akan terjadi dalam langkahnya di kemudian hari. Dengan segala keberadaan yang ada padanya dia sampai kepada satu kesimpulan hidup "tak mungkin".
27 Tahun silam, lilin kecil itu hadir ke dunia. Dia memang memiliki sinar, dia memang memiliki daya untuk memperlihatkan sinar itu. Tapi sinar dan daya itu adalah sinar dan daya yang terbatas. Yang sewaktu-waktu dapat saja habis dan sirna. Tapi, dalam segala keterbatasan itu, dengan keangkuhannya dia mencoba menembus jalan Pikiran Sang Petugas Mercu suar. Dalam segala keterbatasannya itu, kesombongannya sering kali menanjak dan mencoba menjangkau menyingkap rencana Sang Petugas Mercu suar terhadap dirinya. Dan ketika keangkuhan dan kesombongan itu ambruk, dengan lantangnya ia katakan "Tidak Mungkin"
Ya, si lilin kecil yang sering sekali lupa, bahwa hidupnya berada dalam genggaman Sang Petugas Mercu suar. Ia lupa bahwa dirinya sepenuhnya berada dalam kekuasaan Sang Petugas Mercu suar. Sesekali, ketika ia terlalu banya komentar, Sang Petugas Mercu suar bisa saja melemparkannya ke tengah lautan dan mati tanpa jejak. Ia sering sekali lupa, bahwa Sang Petugas Mercu suar bisa saja memakainya menjadi penerang jalan menuju penggenapan sinar yang benderang. Ya, itulah si lilin kecil yang berusaha melihat dan menilai maksud dan rencana Sang Petugas Mercu Suar dengan kemapuan dirinya, dan ia lupa atas kuasa Sang Petugas..
TUHAN... Aku sadar
Akulah si lilin kecil yang angkuh dan sombong itu. Dalam segala keterbatasanku, aku sering kali mencoba menjangkau masa depan tanpa terlebih dahulu menerima tuntunanMu. Dengan segala kesombonganku, aku sering menjadi penata kehidupan tanpa melibatkan jamahan tanganMu. Dan ketika aku jatuh, terkulai, lemah dan tak berdaya, ku katakan "tak mungkin" itu semua bisa terjadi. Aku sering sekali lupa bahwa Engkaulah Sang Pemilik, penata sekaligus penguasa kehidupan ini.
Ya Bapa, 27 tahun telah Kau berkati perjalanan hidupku. Si lilin kecil yang angkuh, sombong dan mengandalkan kemampuan diri. Aku mau seiring bertambahnya usia yang Kau berikan, bertambah pula kemauanku untuk semakin mengkerdilkan kesombongan dan keangkuhan itu dalam diri ini, semakin membiarkan karya dan kuasaMu berperan dan merajai. Ya Tuhan.. Biarlah melalui berkat yang Kau berikan saat ini, aku semakin sadar akan hadir dan kuasaMu dalam setiap langkah hidupku. Biarlah dengan semua itu ya Tuhan aku semakin mampu memaknai misteri hidup dan memecahkannya bersamaMu..
Terima kasih ya TUHAN buat berkat yang luar bisa ini. Terima kasih buat kesempatan yang Kau berikan bagiku untuk memberikan secercah sinar bagi jemaatMu melalui pelayanan yang Kau berikan bagiku. Murnikan dan putihkan setiap sisi diri ini dalam menjalankan amanah ini. Dan aku yakin, KaryaMu yang akan menguatkan, memampukan dan memberi pertumbuhan dan buah yang manis...
"Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya" (Yer. 10:23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar